Blogroll

Teori Keadaan Tunak - Pengujian Teori

Kalau teori keadaan tunak ada, kenapa saat ini yang dipakai teori big bag?. Pertanyaan itu pasti terbesit dalam benak kita

Ada kalanya jurnal ilmiah pasti di uji. Begitulah yang terjadi ketika awal pengujian tentang teori asal muasal alam semesta kita, sebuah pengujian yang tak kenal lelah. Pada tahun 1948, teori keadaan tunak berhasil membutikan rivalnya ketika ia berhasil menghitung kecepatan pengembangan alam semesta. 

Hoyle
Fred Hoyle. Sumber wikipedia
Pengujian dengan menghitung umur galaksi. Dalam teori ini materi terus menerus terbentuk Maka hasilnya adalah akan terdapat galaksi dalam berbagai umur, yang tua dan ada yang muda tersebar di seluruh penjuru alam semesta. Hal yang berbeda dilontarkan oleh teori bigbang dimana pembentukan materi hanya berlangsung sekali pada awal. Akibatnya galaksi pada umur tertentu akan terdistribusi secara seragam.

Uji observasi ada pada pengamatan galaksi jauh kebelakang. Astronom mengamati galaksi yang jauh berjarak kira-kira satu milyar tahun, berarti pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan satu milyar tahun cahaya yang lalu (lihat Langit Malam Ini Bayangan Masa Lampau). Dihasilkan bahwa galaksi yang jauh itu berumur tua. Tetapi pada tahun 1954 ditemukan bahwa perhitungan galaksi tersebut tidak teliti. Rivitas untuk teori keadaan tunak.

Uji kedua adalah perhitungan laju pengembangan alam semesta. Pada teori keadaan tunak disebutkan bahwa pengembangan alam semesta bersifat konstan. berbeda dengan big bang dimana pengembangan alam semesta akan melambat seiring pengaruh gravitasi. Ditemukan bahwa umur alam semesta lebih muda dari tata surya. tetapi oleh Walter Baade bahwa estimasi pengukuran galaksi mencampur adukan dua buah tipe galaksi yang berbeda, maka harus dikalikan dua. Hasilnya umurnya melebihi umur tata surya. Rivalitas untuk teori big bang.

Tantangan selanjutnya adalah ketika dimulainya era teleskop radio. Teleskop ini digunakan untuk mendeteksi sinyal dari intergalaktic. Selama penelitian bertahun tahun di ketemukan bahwa sinyal yang tertangkap adalah berasal dari luar angkasa, tepatnya diluar galaksi. Setelah survey terhadap 2000 sumber sinyal dihasilkan bahwa pengamatan bertentangan dengan teori keadaan tunak. Sumber yang jauh (tua) terdistribusi di daerah  yang berlainan dengan yang lebih dekat (muda). 

Walaupun demikian juga teori keadaan tunak merupakan prestasi yang gemilang yang menjadi sejarah perkembangan astronomi modern.

Fakta: Penelitian dengan teleskop radio ini dipimpin oleh Martin Ryle yang tidak terlalu segan dengan para ahli kosmolog teori. Penemuan radiasi gelombang ini terdeteksi oleh Armo dan Robert Wilson dimana ia pernah belajar dari Hoyle dan menyukai teori keadaan tunak.